Jumat, 04 Maret 2011

BAB 3 KONSEP ILMU BUDAYA DASAR DALAM KEKSUSATRAAN

BAB 3
KONSEP ILMU BUDAYA DASAR DALAM KEKSUSATRAAN

A. Pendekatan Kesusasteraan
IBD yang semula dinamakan Basic Humanities, berasal dari bahasa Inggris The Humanities. Istilah berasal dari bahasa Latin Humanus, yang berarti manusiawi, berbudaya, dan halus.
Sastra lebih mudah berkomunikasi, karena pada hakekatnya karya sastra adalah penjabaran abstraksi. Sementara itu filsafat, yang juga menggunakan bahasa, adalah abstraksi. Cinta kasih, kebahagiaan, kebebasan dan lainnya yang digarap oleh filsafat adalah abstrak. Sifat abstrak inilah yang menyebabkan filsafat kurang berkomunikasi.

B. Ilmu Budaya Dasar Yang Dihubungkan Dengan Prosa
Istilah prosa banyak padanannya. Kadang-kadang disebut narrative fiction, prose fiction atau hanya fiction saja. Dalam bahasa Indonesia istilah tadi sering diterjemahkan menjadi cerita rekaan dan didefinisikan sebagai bentuk cerita atau prosa kisahan yang mempunyai pemeran, lakuan, peristiwa dan alur yang dihasilkan oleh daya khayal atau imajinasi. Istilah cerita rekaan umumnya dipakai untuk roman, atau novel, atau cerita pendek.
Dalam kesusasteraan Indonesia kita mengenal jenis Prosa Lama dan Prosa Baru.   Prosa Lama meliputi :
Dongeng, Hikayat, Sejarah, Epos, Cerita Pelipur Lara.
Prosa baru meliputi  :
Cerpen, Novel, Biografi, Kisah, Otobiografi. 

C. Nilai-nilai dalam prosa fiksi
1. Prosa fiksi memberikan kesenangan
    Keistimewaan kesenangan yang diperoleh dari membaca fiksi adalah             
    pembaca mendapatkan pengalaman sebagaimana mengalami sendiri  
    peristiwa tersebut.
2.Prosa fiksi memberikan informasi fiksi sejenis informasi yang tidak dapat di dalam  
    ensiklopedi 

3. Prosa fiksi memberikan warisan kultural
    Prosa fiksi dapat menstimuli imaginasi, dan merupakan sarana bagi           
    pemindahan yang tak henti-hentinya dan warisan budaya bangsa.
4. Prosa memberikan keseimbangan wawasan
    Lewat prosa fiksi seorang dapat menilai kehidupan berdasarkan pengalaman
    dengan banyak individu 

Berkenaan dengan moral, karya sastra dapat dibagi menjadi dua:
1.         Karya sastra yang menyuarakan aspirasi zamannya mengajak pembaca  
            untuk mengikuti apa yang dikehendaki zamannya. Kebanyakan karya
            sastra Indonesia di zaman Jepang yang dikelompokkan ke dalam
            kelompok ini.
2.         Karya sastra yang menyuarakan gejolak zamannya, biasanya tidak
            mengajak pembaca untuk melakukan sesuatu, akan tetapi untuk
            merenung.

D. Ilmu Budaya Dasar Yang Dihubungkan Dengan Puisi
Puisi termasuk seni sastra, sedangkan sastra bagian dari keseniaan. Kalau diberi batasan, maka: Puisi adalah ekspresi pengalaman jiwa penyair mengenai kehidupan manusia, alam dan Tuhan melalui media bahasa yang artistik/estetik yang secara padu dan utuh dipadatkan kata-katanya.
Kepuitisan, keartistikan atau keestetikaan bahasa puisi disebabkan oleh kreatifitas penyair dalam membangun puisinya dengan menggunakan :
1.         Figura bahasa seperti gaya personifikasi (penjelmaan), metafora (kiasan), 
            perbandingan, alegori (kiasaan), sehingga puisi menjadi segar dan menarik.
2.         Kata-kata yang ambiquitas , yaitu kata-kata yang bermakna ganda.
3.         Kata-kata yang berjiwa yaitu kata-kata yang sudah diberi suasana tertentu,
            berisi   perasaan dan pengalaman jiwa penyair sehingga terasa hidup.
4.         Kata-kata yang konotatif yaitu kata-kata yang sudah diberi tambahan  nilai-
            nilai  rasa dan asosiasi-asosiasi tertentu.
Adapun alasan-alasan yang mendasari penyajian puisi pada perkuliahan Ilmu  Budaya Dasar  adalah sebagai berikut:
1.                Hubungan puisi dengan pengalaman hidup manusia;
            Perekaman dan penyampaiaan pengalaman dalam sastra puisi disebut “    
           
pengalaman perwakilan”. Ini berarti bahwa manusia senantiasa ingin memiliki   
            salah kebutuhan dasarnya.
2.                  Puisi dan keinsyafan/kesadaran individual;
            Dengan membaca puisi, mahasiswa dapat diajak untuk menjenguk
            hati/pikiran manusia, baik orang lain maupun diri sendiri.     
3.                  Puisi dan keinsyafan sosial.
            Puisi juga memberikan kepada manusia tentang pengetahuan manusia sebagai
           
mahluk sosial yang terlibat dalam isue dan problem sosial. Secara imajinatif
           
puisi dapat menafsirkan situasi dasar manusia sosial yang bisa berupa:
            o   Penderitaan atas ketidakadilan;
            o   Perjuangan untuk kekuasaan;
            o   Konflik dengan sesamanya;
Puisi–puisi umumnya sarat akan nilai-nilai etika, estetika dan juga kemanusiaan. Salah satu nilai kemanusiaan yang banyak mewarnai puisi-puisi adalah cinta kasih yang terdapat di dalamnya kasih sayang, cinta, kemesraan dan renungan.
Cinta kasih itu kadang-kadang tidak berdiri sendiri, ia sering berpadu dengan nilai-nilai kemanusiaan yang lain seperti penderitaan (kesepian, kesedihan, keputusasaan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar