Minggu, 20 Maret 2011

BAB 5 Manusia dan Keindahan (IBD)

NAMA       : DENNY SASMITA
KELAS      : 4 KA 28
NPM          : 17110292
BAB 5
MANUSIA DAN
KEINDAHAN

A.                Keindahan
a. Keindahan adalah suatu konsep abstrak yang tidak dapat dinikmati karena tidak jelas, contohnya seperti bagus, cantik ataupun elok. Perbedaan keindahan menurut luasnya pengertian yaitu:
Ø  Keindahan dalam arti yang luas. Pengertian keindahan yang seluas-luasnya meliputi keindahan seni, keindahan alam, keindahan moral, dan keindahan intelektual.
Ø  Keindahan dalam arti estetis murni, menyangkut pengalaman estetis dari seseorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang diserapnya.
Ø  Keindahan dalam arti terbatas, lebih disempitkan sehingga hanya menyangkut benda yang diserapnya dengan penglihatan.

b.                  Nilai Estetik
Nilai estetik adalah nilai suatu benda yang menyebabkan menarik minat seseorang atau suatu golongan, Sedangkan Nilai adalah semata-mata suatu realita psikologis yang harus dibedakan secara tegas dari kegunaan karena terdapat dalam jiwa manusia dan bukan pada benda itu sendiri. Nilai digolongkan menjadi:

Nilai ekstrinsik : sifat baik suatu benda sebagai alat untuk sesuatu hal lainnya.
Nilai intrinsik    :  sifat baik dari benda yang bersangkutan atau sebagai suatu tujuan   
                              ataupun demi kepentingan benda itu sendiri.

c.                   Kontemplasi dan Ekstansi
Keindahan dapat dinikmati menurut selera seni dan selera biasa. Keindahan yang didasarkan pada selera seni didukung oleh faktor kontemplasi dan ekstansi. Kontemplasi adalah: dasar dalam diri untuk menciptakan sesuatu yang indah.
Ekstansi adalah     :  dasar dalam diri manusia untuk menyatakan, merasakan dan
                                    menikmati sesuatu yang indah.

d.         Alasan atau motivasi dan tujuan seniman menciptakan keindahan yaitu karena Tata nilai yang telah using, Kemerosotan zaman,  Penderitaan manusia, Keagungan Tuhan.

e.                   Keindahan Menurut Pandangan Romantik
Dalam buku An Essay on Man (1954), Erns Cassirer mengatakan bahwa arti keindahan tidak bisa pernah selesai diperdebatkan. Meskipun kita menggunakan kata-kata penyair romantik John Keats sebagai pegangan. Dalam Endymion dia berkata :
A thing of beauty is a joy forever its loveliness increases; it will never pass into nothingness (bahwa sesuatu yang indah adalah keriangan selama-lamanya, kemolekannya bertambah, dan tidak pernah berlalu ketiadaan).

B.                 Renungan
Renungan berasal dari kata renung artinya diam-diam memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam. Dalam merenung untuk menciptakan seni ada beberapa teori, yaitu  :
1.  Teori Pengungkapan. Dalil teori ini adalah ‘art is an expression of human  feeling

     Tokoh:Benedeto Croce, Leo Tolstoi
2.      Teori Metafisik.Orang yang menggunakan firasat sebagai dasar merenung. Tokohnya : Plato dan Arthur Schopenhauer (1788-1860)
3.      Teori Psikologis.
C.                 Keserasian
Keserasian berasal dari kata serasi dan dari kata rasi, artinya cocok, kena benar, dan sesuai benar. Kata cocok, kena dan sesuai itu mengandung unsur perpaduan, pertentangan, ukuran dan seimbang.
a.                   Teori Objektif dan Teori Subjektif
The Liang Gie dalam bukunya garis besar estetika menjelaskan bahwa dalam menciptakan seni ada 2 teori yaitu :
1. Teori objektif berpendapat bahwa keindahan atau ciri-ciri yang mencipta nilai estetik adalah sifat yang memang benar melekat dalam bentuk indah yang bersangkutan, terlepas dari orang yang mengamatinya.
2. Teori subjektif menyatakan bahwa ciri-ciri yang menciptakan keindahan suatu benda itu tidak ada, yang ada hanya perasaan dalam diri seseorang yang mengamati sesuatu benda. Pendukung teori subjektif adalah Henry Home, Earlof Shaffesbury dan Edmund Burke.
b.        Teori Perimbangan
Teori perimbangan tentang keindahan dari bangsa Yunani Kuno dahulu dipahami pula dalam arti yang lebih terbatas yakni secara kualitatif yang diungkapkan dengan angka-angka. Teori perimbangan berlaku dari abad ke-5 SM sampai abad ke-17 Masehi selama 22 abad. Teori tersebut runtuh karena desakan dari filsafat empirisme dan aliran-aliran termasuk dalam seni. Bagi mereka keindahan hanyalah kesan yang subjektif sifatnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar