Kamis, 31 Maret 2011

BAB 7 Manusia dan Keadilan (IBD)

NAMA           : DENNY SASMITA
KELAS          : 4 KA 28
NPM              : 17110292
BAB 7
MANUSIA DAN
KEADILAN

A.    Pengertian Keadilan

Keadilan menurut Aristoteles adalah kelayakan dalam tindakan manusia. Kelayakan diartikan sebagai titik tengah antara kedua ujung ekstrim yang terlalu banyak terlalu sedikit.

Menurut pendapat yang lebih umum dikatakan bahwa keadilan itu adalah pengakuan dan perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban. Atau dengan kata lain keadilan adalah keadaan dimana setiap orang memperoleh apa yang menjadi haknya dan menjalankan apa yang menjadi kewajibannya.

B.  Keadilan Sosial

     Berbicara tentang keadilan kita akan ingat dasar Negara kita yaitu Pancasila sila kelima yang berbunyi “keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” hal ini mengandung pengertian tidak ada kemiskinan dalam  Indonesia merdeka.
       Bung Hatta dalam uraiannya mengenai sila kelima Pancasila menulis bahwa keadilan sosial adalah langkah yang menentukan untuk melaksanakan Indonesia yang adil dan makmur, sikap adil terhadap sesama, sikap suka memberi pertolongan terhadap yang membutuhkan, sikap suka bekerja keras, sikap menghargai hasil karya orang lain.
       Asas terciptanya keadilan sosial dituangkan dalam berbagai langkah melalui beberapa jalur pemerataan yaitu pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok, pemerataan memperoleh pendidikan dan pelayanan kesehatan, pemerataan pembagian pendapatan, pemerataan kesempatan kerja, pemerataan kesempatan berusaha, pemerataan kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan, pemerataan penyebaran pembangunan, pemerataan memperoleh keadilan

C. Berbagai Macam Keadilan
1.  Keadilan legal atau keadilan moral
Plato berpendapat bahwa keadilan dan hukum merupakkan substansi rohani umum dari masyarakat yang membuat dan menjaga kesatuannya. Dalam suatu masyarakat yang adil setiap orang menjalankan pekerjaan yang menurut sifat dasarnya paling cocok baginya (The man behind the gun). Pendapat Plato itu disebut keadilan moral sedang Sunoto menyebutnya keadilan legal.
 2.  Keadilan distributive
Aristoteles berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana bila hal-hal yang sama diperlakukan secara sama dan yang tidak sama secara tidak sama (Justice is done when equals are treated equally). Pendapat Aristoteles ini disebut keadilan distributive.
 3.  Keadilan komutatif
Keadilan ini bertujuan  memelihara ketertiban masyarakat dan kesejahteraan umum. Bagi Aristoteles pengertian keadilan itu merupakan asas pertalian dan ketertiban dalam masyarakat. Semua tindakan yang menjadikan ujung ekstrim menjadikan ketidakadilan dan akan merusak bahkan menghancurkan pertalian dalam masyarakat.

D. Kejujuran

Kejujuran atau jujur artinya apa yang dikatakan oleh seseorang sesuai dengan hati nuraninya dan apa yang dikatakan sesuai dengan kenyataan yang ada. Jujur juga berarti hati seseorang bersih dari perbuatan yang dilarang oleh agama. Barang siapa berkata jujur serta bertindak sesuai dengan kenyataan,artinya orang itu berbuat benar.
Adapun kesadaran moral adalah kesadaran tentang diri sendiri berhadapan dengan hal baik dan buruk. Dalam kehidupan sehari-hari jujur atau tidak jujur merupakan bagian hidup yang tidak dapat dipisahkan.
Ketidakjujuran sangat luas wawasannya sesuai dengan luasnya kehidupan dan kebutuhan manusia. Untuk mempertahankan kejujuran, berbagai cara berbagai cara dan sikap perlu dipupuk. Namun demi sopan santun dan pendidikan seseorang diperbolehkan berkata tidak jujur sampai pada batas-batas yang dapat dibenarkan.

E. Kecurangan

Kecurangan artinya apa yang diinginkan tidak sesuai dengan hati nurani. Orang yang sudah berbuat curang dengan maksud memperoleh keuntungan atau materi. Bagi orang yang berbuat curang akan mendatangkan kesenangan bagi dirinya meskipun orang lain menderita. Ada banyak faktor mengapa banyak orang yang melakukan kecurangan diantaranya :Faktor Ekonomi, Faktor Kebudayaan, Faktor Peradaban, dan Faktor Teknik
Pujawiyatno dalam bukunya “Filsafat Sana-Seni” menjelaskan bahwa perbuatan yang sejenis adalah perbuatan yang buruk. Dalam bahasa Jawa ada ungkapan Becik ketitik ala ketara yang artinya yang baik akan nampak yang buruk juga akan nyata.

F. Pemulihan Nama Baik
Nama baik merupakan tujuan utama orang hidup. Nama baik adalah nama yang tidak tercela. Setiap orang menjaga dengan hati-hati agar namanya tidak tercemar. Penjagaan nama baik erat hubungannya dengan tingkah laku atau perbuatan. Tingkah laku atau perbuatan yang baik dengan nama baik itu pada hakekatnya sesuai dengan kodrat manusia, yaitu :
a.       Manusia menurut sifat dasarnya adalah makhluk bermoral
b.      Ada aturan-aturan yang berdiri sendiri yang harus dipatuhi untuk mewujudkan dirinya sendiri sebagai pelaku moral.
Bila nama baik seseorang tercemar maka orang tersebut akan melakukan apa saja untuk memulihkan nama baiknya.Pemulihan nama baik adalah kesadaran manusia akan segala kesalahannya bahwa apa yang diperbuat tidak sesuai dengan ukuran moral atau akhlak.
Akhlaq berasal dari bahasa arab bentuk jamak dari khuluq yang berarti penciptaan. Oleh karena itu, tingkah laku dan perbuatan manusia harus disesuaikan dengan penciptanya sebagai manusia.
          Ada 3 macam godaan yaitu derajat/pangkat, harta dan wanita.Bila orang tidak dapat mengendalikan hawa nafsunya maka ia akan terjerumus kejurang kenistaan karena untuk mendapatkan derajat/pangkat, harta dan wanita dipergunakan jalan yang tidak wajar.
          Untuk memulihkan nama baik, manusia harus tobat atau minta maaf. Tobat dan minta maaf tidak hanya dibibir saja melainkan harus bertingkah laku sopan, ramah dan berbuat darma serta mempunyai sikap rela dan tawakal yang harus selalu dipupuk.

G.   Pembalasan
          Pembalasan ialah suatu reaksi atas perbuatan orang lain. Reaksi itu dapat berupa perbuatan serupa, perbuatan yang imbang. Sebagai contoh, A memberikan makanan kepada B. Dilain kesempatan B memberikan minuman kepada A. Perbuatan ini merupakan perbuatan serupa dan ini merupakan perbuatan pembalasan.
           Pembalasan disebabkan oleh adanya pergaulan. Pergaulan yang bersahabat mendapat balasan yang bersahabat. Sebalik pergaulan yang penuh kecurigaan menimbulkan balasan yang tidak bersahabat pula.  

Jumat, 25 Maret 2011

Makalah Peranan Budaya Lokal Mendukung Ketahanan Budaya Nasioanal (IBD)

MAKALAH ILMU BUDAYA DASAR
“Peranan Budaya Lokal Mendukung Ketahanan Budaya Nasioanal”


Penyusun :
Nama           : Denny Sasmita
                                                        NPM            : 17110292
                                                        Kelas           : 4 KA28



Mata Kuliah : Ilmu Sosial Dasar
   Dosen : Muhammad Burhan Amin
Topik Tugas :
Peranan Budaya Lokal Mendukung Ketahanan Budaya Nasioanal
Kelas : 4-KA28


PERNYATAAN
Dengan ini kami menyatakan bahwa seluruh pekerjaan dalam tugas ini kami buat sendiri tanpa meniru atau mengutip dari tim/pihak lain. Apabili terbukti tidak benar, kami siap menerima konsekuensi untuk mendapat nilai 1/100 untuk mata kuliah ini.
Penyusun
Npm
Nama Lengkap
Tanda Tangan
17110292
Denny Sasmita


Program Sarjana S1-Sistim Informasi
UNIVERSITAS GUNADARMA



KATA PENGANTAR
Indonesia terdiri dari berbagai kebudayaan daerah yang bersifat kewilayahan, yang merupakan pertemuan dari berbagai kebudayaan kelompok sukubangsa yang ada didaerah tersebut. Dengan jumlah penduduk 200 juta orang dimana mereka tinggal tersebar dipulau-pulau di seluruh wilayah Indonesia.
Mereka juga mendiami dalam wilayah dengan kondisi geografis yang bervariasi. Mulai dari pegunungan, tepian hutan, pesisir, dataran rendah, pedesaan, hingga perkotaan. Hal ini juga berkaitan dengan tingkat peradaban kelompok-kelompok sukubangsa dan masyarakat di Indonesia yang berbeda. Pertemuan-pertemuan dengan kebudayaan luar juga mempengaruhi proses asimilasi kebudayaan yang ada di Indonesia sehingga menambah ragamnya jenis kebudayaan yang ada di Indonesia. Kemudian juga berkembang dan meluasnya agama-agama besar di Indonesia turut mendukung perkembangan kebudayaan Indonesia sehingga memcerminkan kebudayaan agama tertentu.
Dalam konteks ini pengetahuan budaya akan berisi tentang simbol-simbol pengetahuan yang digunakan oleh masyarakat pemiliknya untuk memahami dan menginterprestasikan lingkungannya. Pengetahuan budaya biasanya akan berwujud nilai-nilai budaya suku bangsa dan nilai budaya bangsa Indonesia, dimana didalamnya berisi kearifan-kearifan lokal kebudayaan lokal dan suku bangsa setempat.




DAFTAR ISI
Cover Surat Pernyataan...........................................................................................................( i)
Kata Pengantar………………………...………………………………………………..........( ii )
Daftar Isi ………………………………………………………………………………….…. .( iii )
BAB 1 : Pendahuluan …………………………………………………………………...……..01
a. Latar Belakang ………………………………………………………………...……...01
b. Tujuan…………………………………………………………………………...…….01
c. Sasaran …………………………………………………………………………….....01
 BAB 2 : Permasalahan ……………………………………………………………………......02
a. Kekuatan ………………………………………………………………………….......02
b. Kelemahan ………………………………………………………………………...…. 03
c. Peluang ……………………………………………………………………………......03
d. Tantangan………………………………………………………………………….......03
 BAB 3 : Kesimpulan & Rekomendasi ………………………………………………………..04
a. Kesimpulan …………………………………………………………………………... 04
b. Rekomendasi ………………………………………………………………………….04


BAB I PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang

Kebudayaan di Indonesia mampu hidup secara berdampingan, saling mengisi satu sama lain, dan ataupun berjalan secara paralel. Misalnya kebudayaan di kraton atau kerajaan yang berdiri sejalan secara paralel dengan kebudayaan berburu meramu kelompok masyarakat tertentu.
Dalam bagaimana kebudayaan masyarakat modern dapat kita temui mereka dapat berjalan paralel dengan kebudayaan rural atau pedesaan, bahkan dengan kebudayaan berburu meramu yang hidup jauh terpencil. Hubungan-hubungan antar kebudayaan tersebut dapat berjalan terjalin dalam ”Bhinneka Tunggal Ika” , dimana bisa kita maknai bahwa konteks keanekaragamannya bukan hanya mengacu kepada keanekaragaman kelompok sukubangsa semata namun kepada konteks kebudayaan.

2.      TUJUAN
·         Mengerjakan tugas mata kuliah Ilmu Budaya Dasar.
·          Memperkenalkan dan menyadarkan para generasi muda bahwa budaya lokal dapat mendukung ketahanan nasional.
·         Memberikan bahan pembelajaran yang berguna kepada para pembaca.

3.      SASARAN

 Dalam konteks ini proses penyeragaman kebudayaan oleh pemerintah kemudian menyebabkan kebudayaan yang berkembang di masyarakat, termasuk didalam kebudayaan kelompok suku bangsa asli dan kelompok marginal, menjadi terbelakang dan tersudut. Oleh karena itu kita wajib memperkenalkan kepada generasi muda agar mereka tetap dapat melestarikannya hingga terbentuk ketahanan nasional. Salah satunya dengan cara memasukkan ilmu budaya dasar dalam kurikulum pendidikan di indonesia.


BAB II PERMASALAHAN
Dengan banyaknya jumlah kelompok suku bangsa yang kurang lebih sekitar 700’an suku bangsa di seluruh nusantara, dengan berbagai tipe kelompok masyarakat yang beragam, serta keragaman agamanya, masyarakat Indonesia adalah masyarakat majemuk yang sesungguhnya “rapuh”. Rapuh dalam artian dengan keragaman perbedaan yang dimilikinya maka potensi konflik yang dipunyainya juga akan semakin tajam.
Sesungguhnya peran pemerintah dalam konteks menjaga keanekaragaman kebudayaan adalah sangat penting. Dalam konteks ini pemerintah berfungsi sebagai pengayom dan pelindung bagi warganya, sekaligus sebagai penjaga tata hubungan interaksi antar kelompok-kelompok kebudayaan yang ada di Indonesia. Namun sayangnya pemerintah yang kita anggap sebagai pengayom dan pelindung, di lain sisi ternyata tidak mampu untuk memberikan ruang yang cukup bagi semua kelompok-kelompok yang hidup di Indonesia.
Keberadaan kebudayaan nasional sesungguhnya adalah suatu konsep yang sifatnya umum dan biasa ada dalam konteks sejarah negara modern dimana ia digunakan oleh negara untuk memperkuat rasa kebersamaan masyarakatnya yang beragam dan berasal dari latar belakang kebudayaan yang berbeda. Akan tetapi dalam perjalanannya, pemerintah kemudian memperkuat batas-batas kebudayaan nasionalnya dengan menggunakan kekuatan-kekuatan politik, ekonomi, dan militer yang dimilikinya.
Dengan demikian, adapula untuk pada permasalahan ini penulis menambahkan analisis SWOT yang terdiri dari Strengths (Kekuatan), Weaknesses (Kelemahan), Opportunities (Peluang), dan Threats (Tantangan). 

1.      Strengths ( Kekuatan )

Kekayaan kebudayaan akan banyak berkaitan dengan produk-produk kebudayaan yang berkaitan 3 wujud kebudayaan yaitu :
·         Pengetahuan budaya, Pengetahuan budaya akan berisi tentang simbol-simbol pengetahuan yang digunakan oleh masyarakat pemiliknya untuk memahami dan menginterprestasikan lingkungannya. Pengetahuan budaya biasanya akan berwujud nilai-nilai budaya suku bangsa dan nilai budaya bangsa Indonesia, dimana didalamnya berisi kearifan-kearifan lokal kebudayaan lokal dan suku bangsa setempat.
·         Perilaku budaya atau praktek-praktek budaya yang masih berlaku, Tradisi, gaya hidup, sistem nilai, dan sistem kepercayaan tradisional yang masih berlaku di dalam masyarakat yang bernilai baik seharusnya tetap dilestarikan.
·         Produk fisik kebudayaan yang berwujud artefak atau banguna, Dalam artefak budaya, kearifan lokal bangsa Indonesia diwujudkan dalam karya-karya seni rupa atau benda budaya (cagar budaya).

2.      Weaknesses (Kelemahan)

            Para generasi muda kurang mengenal kebudayaan lokal, sehingga mereka lebih menyukai budaya asing. Pemerintah tidak memberikan ruang bagi kelompok-kelompok sukubangsa asli minoritas untuk berkembang sesuai dengan kebudayaannya. Pemerintah memperkuat batas-batas kebudayaan nasionalnya dengan menggunakan kekuatan-kekuatan politik, ekonomi, dan militer yang dimilikinya. Harusnya budaya lokal juga dapat dijaadikan senjata untuk memperkuat ketahanan nasional dari dalam diri bangsa indonesia.

3.      Opportunities (Peluang)

Meningkatkan kualitas hidup bangsa indonesia. Dengan kearifan budaya lokal kita yang telah terkenal oleh dunia, maka kita dapat mengikuti laju peradaban dunia. Dapat meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat dengan penggabungan budaya asing tanpa harus meninggalkan budaya lokal. Ketahanan nasional dapat terwujud dari dalam diri bangsa indonesia dengan kebudayaan kita yang beranekaragam.

4.      Threats (Tantangan)

Kebudayaan-kebudayaan kelompok sukubangsa minoritas telah tergantikan oleh kebudayaan daerah dominant setempat, sehingga membuat kebudayaan kelompok suku bangsa asli minoritas menjadi tersingkir. Tantangannya adalah bagaiman cara memperkuat rasa kebersamaan bangsa indonesia dengan budaya lokal yang beragam, walaupun kita berasal dari latar belakang kebudayaan yang berbeda. Sehingga hubungan antar kebudayaan kita dapat berjalan terjalin tetap dalam bingkai ”Bhinneka Tunggal Ika”.


BAB III KESIMPULAN dan REKOMENDASI
KESIMPULAN
Indonesia memiliki kekayaan budaya lokal yang sangat beranekaragam dari berbagai suku atau ras yang ada di Indonesia.
Pengetahuan budaya indonesia contohnya, dapat berwujud dalam nilai-nilai budaya suku bangsa dan nilai budaya bangsa Indonesia, dimana didalamnya berisi kearifan-kearifan kebudayaan lokal dan suku bangsa setempat.
Kearifan lokal tersebut berupa nilai-nilai budaya lokal yang tercerminkan dalam tradisi upacaraupacara tradisional dan karya seni kelompok suku bangsa dan masyarakat adat yang ada di nusantara. Sedangkan tingkah laku budaya berkaitan dengan tingkah laku atau tindakantindakan yang bersumber dari nilai-nilai budaya yang ada. Bentuk tingkah laku budaya tersebut bisa dirupakan dalam bentuk tingkah laku sehari-hari, pola interaksi, kegiatan subsisten masyarakat, dan sebagainya. Atau bisa kita sebut sebagai aktivitas budaya.
Dalam artefak budaya, kearifan lokal bangsa Indonesia diwujudkan dalam karya-karya seni rupa atau benda budaya (cagar budaya). Jika kita melihat penjelasan diatas maka sebenarnya kekayaan Indonesia mempunyai bentuk yang beragam. Tidak hanya beragam dari bentuknya namun juga menyangkut asalnya. Keragaman budaya adalah sesungguhnya kekayaan budaya bangsa Indonesia.
REKOMENDASI
 Memperkenalkan para generasi muda tentang kebudayaan lokal demi terwujudnya ketahanan nasional, Salah satunya dengan cara memasukkan ilmu tentang kebudayaan indonesia kedalm kurikulum pendidikan indonesia.
Pemerintah memberikan ruang dan mendukung kelompok-kelompok suku bangsa asli minoritas untuk berkembang sesuai dengan kebudayaannya, Menyadari bahwa kebudayaan lokal adalah kekuatan dan kekayaan bangsa Indonesia dan Kita wajib melestarikannya jangan sampai negara lain mengakuinya.

Kamis, 24 Maret 2011

bab 6 Manusia dan Penderitaan (IBD)

NAMA            : DENNY SASMITA
KELAS           : 4 KA 28
NPM               : 17110292
BAB 6
MANUSIA DAN
PENDERITAAN

            Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau batin atau lahir batin.
            Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani dan dapat juga berupa siksaan jiwa atau rohani. Akibat  siksaan yang dialami seseorang, timbullah penderitaan. Siksaan yang sifatnya psikis misalnya kebimbangan, kesepian, dan ketakutan.
Sebab Seseorang Merasa Ketakutan :
a.       Claustrophobia : takut terhadap ruangan tertutup;
b.      Gamang            : takut berada di tempat ketinggian;
c.       Kegelapan        : takut bila berada di tempat gelap;
d.      Kesakitan         : takut yang disebabkan rasa sakit;
e.       Kegagalan        : takut akan mengalami kegagalan.

            Kekalutan mental adalah gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah kurang wajar.
Gejala-gejala permulaan seseorang mengalami kekalutan mental Nampak pada jasmani dan Nampak pada kejiwaan.
            Tahapan-tahapan gangguan kejiwaan pada manusia adalah Gangguan kejiwaan nampak dalam gejala-gejala kehidupan Si Penderita baik jasmani maupun rohani, Usaha mempertahankan diri dengan cara negative, Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown).
            Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental adalah social yaitu Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna, Terjadinya konflik sosial budaya akibat norma, berbeda antara yang bersangkutan dengan apa yang ada dalam masyarakat sehingga ia tidak dapat menyesuaikan diri lagi dan Cara pematangan batin yang salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan terhadap kehidupan. Proses-proses kekalutan mental yang dialami seseorang mendorongnya ke arah Positif  dan Negatif.

BENTUK-BENTUK FRUSTASI
1.      Agresi       : kemarahan yang meluap-luap akibat emosi tidak terkendali
2.      Regresi     : kembali pada pola reaksi primitif atau kekanak-kanakan
3.      Fiksasi      : pembatasan pada satu pola yang sama
4.      Proyeksi    : memproyeksikan kelemahan dan sikap-sikap sendiri yang negatif
                    pada orang lain
5.      Narsisme   : merasa dirinya lebih superior daripada orang lain
6.      Autisme  : gejala menutup diri secara total dari dunia riil, puas dengan  
                      fantasinya sendiri.
Penderita kekalutan mental banyak terdapat dalam lingkungan seperti :
1.
Kota-kota besar : yang memberikan tantangan hidup yang berat, sehingga mereka    
   
dikejar-kejar untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
2.Anak-anak muda usia : yang tidak berhasil dalam mencapai apa yang dikehendaki  
  
atau di idam-idamkan, karena tidak berimbangnya kemampuan dan tujuannya
3.Wanita : pada umumnya lebih mudah merasakan suatu masalah yang dipendam ke
  
dalam hati atau perasaannya, tetapi sulit mengeluarkan perasaannya tersebut,
  
mereka memiliki kondisi tubuh yang lemah
4.Orang yang tidak beragama : tidak memiliki keyakinan, bahwa di atas dirinya ada
  
kekuasaan yang lebih tinggi, sehingga sifat pasrah tidak dikenalnya;
5.Orang-orang yang terlalu mengejar materi : seperti pedagang dan pengusaha
  
memiliki sifat ngoyo dalam memperoleh tujuan kegiatannya, mencari untung
  
sebanyak mungkin, mereka adalah kaum materialistis.

            Penderitaan dan Perjuangan dikatakan sebagai kodrat manusia, artinya sudah menjadi konsekuensi manusia hidup bahwa manusia hidup ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia melainkan juga menderita. Karena itu manusia hidup tidak boleh pesimis yang menganggap hidup sebagai rangkaian penderitaan. Manusia harus optimis, ia harus berusaha mengatasi kesulitan hidup.   Dalam dunia modern sekarang ini kemungkinan terjadi penderitaan itu lebih besar. Hal ini telah dibuktikan oleh kemajuan teknologi dan sebagainya  mensejahterakan manusia dan sebagian lainnya membuat manusia menderita.
            Media masa merupakan alat yang paling tepat untuk mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa penderitaan manusia secara cepat kepada masyarakat. Tetapi tak kalah pentingnya komunikasi yang dilakukan para seniman melalui karya seni sehingga para pembaca, penontonnya dapat menghayati penderitaan sekaligus keindahan karya seni.

Berdasarkan sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia dapat diperinci sebagai berikut :
A)   Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia :
         Perbuatan buruk orang tua yang menganiaya anak
         Perbuatan buruk para pejabat zaman orde lama
         Perbuatan buruk manusia terhadap lingkungan : banjir dan tanah longsor, perbuatan lalai : gas beracun.
B)   Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan/azab Tuhan
         Seorang anak lelaki buta sejak dilahirkan
         Nabi Ayub mengalami siksaan Tuhan, tetapi dengan sabar menerima cobaan ini
         Tenggelamnya Fir’aun di laut Merah.

Pengaruh Penderitaan
         Sikap yang timbul pada orang yang mengalami penderitaan berupa sikap positif ataupun sikap negatif.  Contoh sikap negatif yaitu penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh diri. Kelanjutan dari sikap negatif ini dapat timbul sikap anti, misalkan tidak mau kawin, tidak punya gairah hidup.
         Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan. Sikap positif biasanya kreatif dan tidak mudah menyerah.
         Apabila sikap negatif dan sikap positif ini dikomunikasikan oleh para seniman kepada para pembaca, penonton, maka para pembaca, para penonton akan memberikan penilaiannya.