Jumat, 11 Maret 2011

BAB 4 Cinta dan Kasih

NAMA       : DENNY SASMITA
KELAS      : 4 KA 28
NPM          : 17110292
BAB 4
MANUSIA DAN
CINTA KASIH

A.             Pengertian cinta kasih
Memurut kamus umum bahasa Indonesia karya W.J.S Poerdarminta cinta adalah rasa sangat suka , sayang ataupun sangat tertarik hatinya, dalam buku Dr Abdulah Nasih Ulwan cina merupakan perasaan jiwa yang mendorong seseorang untuk mencintai kekasihnya.
Cinta menurut Dr. Sarlito W. Suwarno memiliki tiga unsur, yaitu :
Keterikatan (Cinta Setia),  Keintiman (Cinta Saudara), Kemesraan (Cinta Rayuan)
Cinta memiliki tiga unsur yaitu tinggi, menengah, dan rendah.

B.                 Cinta Menurut Ajaran Agama

1. Cinta diri
(QS. Al Adiyat, 100:8, QS. Fushilat, 41:49). 
2. Cinta kepada sesame manusia
3. Cinta Seksual
(QS. Ar Rum, 30:21)
4. Cinta kebapakan
(QS. Maryam, 19:4-6, QS. Yusuf 12:84, QS. Hud, 11:45)
5. Cinta Kepada Allah (QS. Al Imran, 3:31)
6. Cinta Kepada Rasul

C.     Kasih Sayang

Dari cara pemberian cinta kasih ini dapat dibedakan :
1.  
Orang tua bersifat aktif, Si Anak bersifat pasif.
     
Dalam hal ini orang tua memberikan kasih sayang terhadap anaknya baik   
     
berupa moral, materil dengan sebanyak-banyaknya, dan Si Anak menerima saja. 2.   Orang tua bersifat pasif, Si Anak bersifat aktif.
     
Dalam hal ini Si Anak memberikan kasih sayang kepada orang tuanya, sedangkan
     
orang tuanya tidak memberikan perhatian apa yang  diperbuat Si Anak.
3.  
Orang tua bersifat pasif, Si Anak bersifat pasif.
     
Masing-masing membawa hidupnya, tingkah lakunya sendiri tanpa  saling 
     
memperhatikan.
4.  
Orang tua bersifat aktif, Si Anak bersifat aktif.
     
Dalam hal ini orang tua dan anak saling memberikan kasih sayang dengan
     
sebanyak-banyaknya.
D.    Kemesraan
Kemesraan ialah hubungan yang akrab baik antara pria dan wanita yang sedang dimabuk asmara maupun yang sudah berumah tangga. Kemesraan pada dasarnya merupakan perwujudan kasih sayang yang mendalam. Cinta yang berlanjut menimbulkan pengertian mesra atau kemesraan. Kemesraan adalah perwujudan dari cinta.
E.     Pemujaan
Pemujaan adalah salah satu manifestasi cinta manusia kepada Tuhan Yang Maha Esa yang diwujudkan dalam bentuk komunikasi ritual.Kecintaan manusia kepada Tuhan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Hal ini ialah karena pemujaan kepada Tuhan adalah inti, nilai dan makna kehidupan  yang sebenarnya.
F.      Belas Kasihan
Dalam surat Yohanes dijelaskan ada 3 macam cinta :
1. Cinta Agape ialah  cinta manusia kepada Tuhan.
2. Cinta Philia ialah cinta kepada ibu, bapak, saudara dan yang ketiga
3. Cinta Amor ialah antara pria dan wanita.
Disamping itu ada cinta lagi, yaitu terhadap sesama yang merupakan perpaduan antara cinta Agape  dan Philia. Jadi kata “Rahmah” bersimpati kepada nasib keadaan yang diderita orang lain.
G.     Cinta Kasih Erotis
Cinta kasih sering kali dicampur baurkan dengan pengalaman yang eksplosif berupa jatuh cinta, dalam cinta kasih terdapat eksklusivitas yang tidak terdapat dalam cinta kasih persaudaraan dan cinta kasih keibuan. Dengan demikian maka bahwa cinta kasih erotis merupakan atraksi individual  belaka maupun pandangan bahwa cinta kasih erotis itu tidak lain dari pada  perbuatan kemauan keduanya, lebih tepat jika dikatakan bahwa tidak terdapat pada yang  satu, juga tidak pada yang lain.


Jumat, 04 Maret 2011

MAKALAH PERAN KEBUDAYAAN DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN


UNIVERSITAS GUNADARMA
TUGAS MAKALAH

Peran Kebudayaan dalam Membentuk Kepribadian

Nama   : Denny Sasmita
Kelas    : 4 KA 28
NPM    : 17110292
Dosen   : Bpk Muhammad Burhan Amin

Universitas Gunadarma
2011

SURAT PERNYATAAN


            Saya yang bertanda tangan dibawah ini,

            Nama   : Denny Sasmita
            Kelas   : 4 KA 28
            NPM   : 17110292

Dengan ini saya menyatakan bahwa seluruh pekerjaan dalam tugas ini saya buat
sendiri tanpa meniru atau mengutip dari tim / pihak lain. Apabila terbukti tidak benar, saya siap menerima konsekuensi dari mata kuliah yang bersangkutan.

            Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya dan penuh dengan kesadaran.




                                                                                                                 Bekasi,  Maret 2011


               ( Denny Sasmita )

2


DAFTAR ISI
JUDUL ………………………………………………………………………………………  1
SURAT PERNYATAAN …………………………………………………………………..   2
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………..............  3
BAB 1 PENDAHULUAN ………………………………………………………………….   4
1.1 LATAR BELAKANG ………………………………………………………….    4
1.2 TUJUAN ………………………………………………………………………..   5
1.3 SASARAN ………………………………………………………………………  5
BAB 2 PERMASALAHAN………………………………………………………………...   6
2.1 STRENGTH (KEKUATAN) …………………………………………...............  6
2.2 WEAKNESS (KELEMAHAN) ………………………………………………....  6
2.3 OPPORTUNITIES (PELUANG) ……………………………………………...    7
2.3 THREAT (TANTANGAN) ……………………………………………………    7
BAB 3 PENUTUP………………………………………………………………………….   8
3.1 KESIMPULAN ……………………….………………………………………..    8
3.2 REKOMENDASI……………………………………………………………….   8
3.3 REFERENSI ……………………………………………………………………   9







3

BAB I
PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang
Kebudayaan adalah keseluruhan pemikiran dan benda yang dibuat atau diciptakan oleh manusia dalam perkembangan sejarahnya. Para ahli sepakat bahwa kebudayaan adalah perilaku dan penyesuaian diri manusia berdasarkan hal-hal yang dipelajari.

Kebudayaan selalu bersifat tertib, indah berfaedah, luhur, memberi rasa damai, senang, bahagia, dan sebagainya. Tokoh Nasional Ki Hajar Dewantara mendefinisikan kebudayaan sebagai kemenangan atau hasil perjuangan hidup, yakni perjuangannya terhadap 2 kekuatan yang kuat dan abadi, alam dan zaman. Kebudayaan tidak pernah mempunyai bentuk yang abadi, tetapi terus menerus berganti-gantinya alam dan zaman.

Merambahnya budaya asing ke Indonesia melalui sarana multi media massa (elektronik, cetak) serta media dunia maya (internet) sangat mempengaruhi perkembangan budaya Indonesia. Dampak yang ditimbulkan ada yang bersifat positif dan ada yang negatif. Jika kebudayaan asing yang bersifat negatif memasuki sendi-sendi kehidupan bangsa, terutama para generasi muda tanpa diimbangi upaya pelestarian nilai-nilai budaya bangsa dikhawatirkan Bangsa Indonesia akan kehilangan jati diri sebagai bangsa. betapa pentingnya kita mencintai budaya ini dan mempertahankannya di tengah ancaman budaya barat.



 


4
  1. Tujuan
Dalam makalah yang saya buat ini diharapkan dapat menambah wawasan saya dan pembaca untuk dapat menentukan kepribadian yang baik dalam ruang lingkup budaya di sekitar kita.
Adapun tujuan makalah ini adalah mengetahui peran budaya dalam pembentukan kepribadian yang baik, mengetahui berbagai macam masalah tentang kebudayaan, mengetahui cara mengatasi permasalahan mengenai kebudayaan, serta dapat menambah wawasan tentang kebudayaan Indonesia dan menumbuhkan jiwa nasionalisme yang tinggi.


  1. Sasaran
Sasaran yang ingin dicapai untuk seluruh masyarakat luas di tanah air Indonesia tentang kebudayaan yang menjadi salah satu faktor dalam membangun kepribadian seseorang. Dikarenakan masyarakat sekarang di kalangan anak kecil, remaja dewasa, maupun orang tua sekarang kurang memperhatikan kebudayaan timur yang menjunjung tinggi nilai kesopan santunan dalam sehari – hari, dimana kebudayaan timur sudah tergerus oleh desakan budaya barat. Mereka lebih tertarik kepada kebudayaan Barat yang terkesan Glamor dan kurang sopan santun.






5

BAB II
PERMASALAHAN

Analisis permasalahan peran kebudayaan dalam membentuk kepribadian dengan memperhatikan dan mempertimbangkan kondisi lingkungan internal maupun eksternal dilihat dari sisi :

1.  Kekuatan (Strength)
a. Kekayaan budaya Indonesia.
b. Adanya Kekayaan nilai budaya bangsa.
c. Adanya suatu Pedoman Etika Kehidupan Berbangsa.
d. Pengamanan dalam kemajuan teknologi semakin baik.
e. Penerapan pembelajaran kebudayaan yang baik sudah banyak dilaksanakan.
2. Kelemahan (Weakness)
a.   Kurangnya nilai suatu jati diri dan nilai-nilai suatu solidaritas.
b. Minimnya komunikasi budaya, Kemampuan untuk berkomunikasi sangat penting agar tidak terjadi salah pahaman tentang budaya yang dianut. Minimnya komunikasi budaya ini sering menimbulkan perselisihan antar suku yang akan berdampak polemik dan ketahanan budaya bangsa.
c. Kurangnya kesadaran masyarakat, Kesadaran masyarakat untuk menjaga budaya daerah sekarang ini masih terbilang minim. Masyarakat lebih memilih budaya asing yang lebih praktis dan sesuai dengan perkembangan zaman. Hal ini bukan berarti budaya daerah tidak sesuai dengan perkembangan zaman, tetapi banyak budaya asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa. Budaya daerah juga dapat di sesuaikan dengan perkembangan zaman, asalkan kita mau menjunjung tinggi kebudayaan kita.
d. Kurangnya pembelajaran budaya, Pembelajaran tentang budaya, harus ditanamkan sejak dini. Namun sekarang ini banyak yang sudah tidak menganggap penting mempelajari budaya daerah. Padahal melalui pembelajaran budaya, kita dapat mengetahui pentingnya budaya daerah dalam membangun kehidupan berbangsa dan bernegara.
6

3. Peluang (Opportunity)
a. Kuatnya budaya bangsa, memperkokoh rasa persatuan Usaha masyarakat dalam mempertahankan budaya daerah agar dapat memperkokoh budaya bangsa, juga dapat memperkokoh persatuan. Karena adanya saling menghormati antara budaya daerah
b. Kemajuan pariwisata, Budaya daerah Indonesia sering kali menarik perhatian para turis mancanegara. Ini dapat dijadikan objek wisata yang akan menghasilkan devisa bagi negara. Akan tetapi hal ini juga harus diwaspadai karena banyaknya aksi pembajakan budaya yang mungkin terjadi.

4. Tantangan / Hambatan (Threats)
a. Kemajuan Teknologi
b. Masuknya Budaya Asing
c. Perubahan Lingkungan
d. Masih Ada Pembangunan yang Tidak Merata






7

BAB III
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

1. Kesimpulan
a. Kepribadian seseorang akan terbentuk melalui lingkungan disekitar.
b. Jika budaya yang kita terapkan kurang baik maka generasi muda yang akan datang akan mengikuti kebudayaan yang kurang baik itu.

2. Rekomendasi
a. Pendorongan atas perkembangan kebudayaan bangsa yang telah dimiliki
b. Kecintaan atas apa terhadap kebudayaan bangsa kita sendiri.
c. Mengusahakan agar semua orang mampu menerapkan budaya ketimuran yang baik.
d. Berusaha menghidupkan kembali semangat toleransi, kekeluargaan, keramah-tamahan 
               dan solidaritas yang tinggi.
            .



8

Referensi
  
2.      www.wikipedia.org
                3.     www.google.com


BAB 3 KONSEP ILMU BUDAYA DASAR DALAM KEKSUSATRAAN

BAB 3
KONSEP ILMU BUDAYA DASAR DALAM KEKSUSATRAAN

A. Pendekatan Kesusasteraan
IBD yang semula dinamakan Basic Humanities, berasal dari bahasa Inggris The Humanities. Istilah berasal dari bahasa Latin Humanus, yang berarti manusiawi, berbudaya, dan halus.
Sastra lebih mudah berkomunikasi, karena pada hakekatnya karya sastra adalah penjabaran abstraksi. Sementara itu filsafat, yang juga menggunakan bahasa, adalah abstraksi. Cinta kasih, kebahagiaan, kebebasan dan lainnya yang digarap oleh filsafat adalah abstrak. Sifat abstrak inilah yang menyebabkan filsafat kurang berkomunikasi.

B. Ilmu Budaya Dasar Yang Dihubungkan Dengan Prosa
Istilah prosa banyak padanannya. Kadang-kadang disebut narrative fiction, prose fiction atau hanya fiction saja. Dalam bahasa Indonesia istilah tadi sering diterjemahkan menjadi cerita rekaan dan didefinisikan sebagai bentuk cerita atau prosa kisahan yang mempunyai pemeran, lakuan, peristiwa dan alur yang dihasilkan oleh daya khayal atau imajinasi. Istilah cerita rekaan umumnya dipakai untuk roman, atau novel, atau cerita pendek.
Dalam kesusasteraan Indonesia kita mengenal jenis Prosa Lama dan Prosa Baru.   Prosa Lama meliputi :
Dongeng, Hikayat, Sejarah, Epos, Cerita Pelipur Lara.
Prosa baru meliputi  :
Cerpen, Novel, Biografi, Kisah, Otobiografi. 

C. Nilai-nilai dalam prosa fiksi
1. Prosa fiksi memberikan kesenangan
    Keistimewaan kesenangan yang diperoleh dari membaca fiksi adalah             
    pembaca mendapatkan pengalaman sebagaimana mengalami sendiri  
    peristiwa tersebut.
2.Prosa fiksi memberikan informasi fiksi sejenis informasi yang tidak dapat di dalam  
    ensiklopedi 

3. Prosa fiksi memberikan warisan kultural
    Prosa fiksi dapat menstimuli imaginasi, dan merupakan sarana bagi           
    pemindahan yang tak henti-hentinya dan warisan budaya bangsa.
4. Prosa memberikan keseimbangan wawasan
    Lewat prosa fiksi seorang dapat menilai kehidupan berdasarkan pengalaman
    dengan banyak individu 

Berkenaan dengan moral, karya sastra dapat dibagi menjadi dua:
1.         Karya sastra yang menyuarakan aspirasi zamannya mengajak pembaca  
            untuk mengikuti apa yang dikehendaki zamannya. Kebanyakan karya
            sastra Indonesia di zaman Jepang yang dikelompokkan ke dalam
            kelompok ini.
2.         Karya sastra yang menyuarakan gejolak zamannya, biasanya tidak
            mengajak pembaca untuk melakukan sesuatu, akan tetapi untuk
            merenung.

D. Ilmu Budaya Dasar Yang Dihubungkan Dengan Puisi
Puisi termasuk seni sastra, sedangkan sastra bagian dari keseniaan. Kalau diberi batasan, maka: Puisi adalah ekspresi pengalaman jiwa penyair mengenai kehidupan manusia, alam dan Tuhan melalui media bahasa yang artistik/estetik yang secara padu dan utuh dipadatkan kata-katanya.
Kepuitisan, keartistikan atau keestetikaan bahasa puisi disebabkan oleh kreatifitas penyair dalam membangun puisinya dengan menggunakan :
1.         Figura bahasa seperti gaya personifikasi (penjelmaan), metafora (kiasan), 
            perbandingan, alegori (kiasaan), sehingga puisi menjadi segar dan menarik.
2.         Kata-kata yang ambiquitas , yaitu kata-kata yang bermakna ganda.
3.         Kata-kata yang berjiwa yaitu kata-kata yang sudah diberi suasana tertentu,
            berisi   perasaan dan pengalaman jiwa penyair sehingga terasa hidup.
4.         Kata-kata yang konotatif yaitu kata-kata yang sudah diberi tambahan  nilai-
            nilai  rasa dan asosiasi-asosiasi tertentu.
Adapun alasan-alasan yang mendasari penyajian puisi pada perkuliahan Ilmu  Budaya Dasar  adalah sebagai berikut:
1.                Hubungan puisi dengan pengalaman hidup manusia;
            Perekaman dan penyampaiaan pengalaman dalam sastra puisi disebut “    
           
pengalaman perwakilan”. Ini berarti bahwa manusia senantiasa ingin memiliki   
            salah kebutuhan dasarnya.
2.                  Puisi dan keinsyafan/kesadaran individual;
            Dengan membaca puisi, mahasiswa dapat diajak untuk menjenguk
            hati/pikiran manusia, baik orang lain maupun diri sendiri.     
3.                  Puisi dan keinsyafan sosial.
            Puisi juga memberikan kepada manusia tentang pengetahuan manusia sebagai
           
mahluk sosial yang terlibat dalam isue dan problem sosial. Secara imajinatif
           
puisi dapat menafsirkan situasi dasar manusia sosial yang bisa berupa:
            o   Penderitaan atas ketidakadilan;
            o   Perjuangan untuk kekuasaan;
            o   Konflik dengan sesamanya;
Puisi–puisi umumnya sarat akan nilai-nilai etika, estetika dan juga kemanusiaan. Salah satu nilai kemanusiaan yang banyak mewarnai puisi-puisi adalah cinta kasih yang terdapat di dalamnya kasih sayang, cinta, kemesraan dan renungan.
Cinta kasih itu kadang-kadang tidak berdiri sendiri, ia sering berpadu dengan nilai-nilai kemanusiaan yang lain seperti penderitaan (kesepian, kesedihan, keputusasaan)